5 Fungsi Es dalam Proses Pengangkutan Hasil Panen Udang

Jala | Kalyca Krisandini

28 June 2023

Menjaga kualitas hasil panen udang saat pengangkutan dari tambak sangatlah penting. Tindakan ini bertujuan untuk menjaga kandungan nutrisi udang, mempertahankan nilai ekonomi udang agar tetap optimal, serta memastikan keuntungan yang lebih tinggi bagi petambak. 

Jika hasil panen udang rusak atau membusuk selama pengangkutan, akan timbul kerugian ekonomi bagi para petambak dan pelaku industri. Udang yang tidak segar atau rusak akan sulit dijual dengan harga tinggi atau bahkan harus dibuang. Dengan menjaga kualitas selama pengangkutan, kerugian ekonomi dapat diminimalkan. 

Berdasarkan paparan di atas, metode pengangkutan hasil panen yang baik dan benar harus diterapkan. Salah satu langkah yang tidak boleh dilewatkan dalam proses pengangkutan adalah penyimpanan udang menggunakan es.

Fungsi es dalam proses pengangkutan udang

Dalam proses pengangkutan hasil panen udang, fungsi es sangatlah penting karena es dapat menjaga kualitas dan kesegaran udang selama pengangkutan. Setelah udang dimasukkan ke dalam wadah dan disusun dengan rapi, es curah akan ditambahkan dengan perbandingan 1:1. Penyusunannya menggunakan metode lapis-tumpuk (es-udang-es-udang).

Jika udang tidak ditangani dengan baik setelah panen, kualitas dan kesegarannya dapat menurun dengan cepat. Selain itu, penggunaan es yang tepat dapat membantu menjaga kualitas nutrisi dalam udang sehingga konsumen tetap memperoleh manfaat gizi yang optimal.

Berikut adalah lima (5) fungsi es dalam proses pengangkutan hasil panen udang dari tambak ke pabrik processing:

1. Pendinginan udang

Udang harus segera didinginkan setelah dipanen untuk memperlambat pembusukan. Di sinilah es berperan menjaga kesegaran udang selama pengangkutan. Udang yang telah didinginkan dengan baik akan tetap segar dan berkualitas

2. Pengendalian suhu

Udang adalah organisme yang rentan terhadap perubahan suhu. Es berfungsi sebagai medium pendingin yang efektif untuk menjaga suhu optimal selama pengangkutan. Suhu yang stabil dan terkendali akan membantu mencegah pertumbuhan bakteri, memperlambat proses pembusukan, dan menjaga kualitas udang.

3. Mempertahankan tekstur udang

Udang yang terlalu panas atau terpapar suhu yang tidak tepat akan mengalami perubahan tekstur. Selain itu, bakteri penyebab penyakit juga lebih cepat berkembang di suhu hangat. Dengan menggunakan es, suhu udang dapat dipertahankan pada tingkat yang cocok untuk memastikan teksturnya terjaga.

4. Mencegah kerusakan fisik

Selama proses pengangkutan udang, goncangan dan gesekan antara udang dapat menyebabkan kerusakan fisik, seperti patahnya ekor atau kerusakan pada cangkang. Es berperan sebagai lapisan perlindungan dan penahan guncangan sehingga mengurangi risiko kerusakan fisik saat udang diangkut dari tambak ke pabrik processing.

5. Meningkatkan masa simpan

Es membantu menjaga suhu dingin yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas udang. Dengan menjaga suhu rendah, es membantu memperlambat proses pembusukan dan memperpanjang masa simpan udang. Hal ini memungkinkan pengangkutan udang dalam jarak yang lebih jauh tanpa mengorbankan kualitasnya.

Penggunaan es yang relatif sederhana membuatnya menjadi pilihan praktis dan efisien dalam rantai suplai udang. Es memiliki kapasitas pendinginan yang tinggi dan mampu menjaga suhu rendah dalam wadah pengangkutan. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk menjaga kualitas dan kesegaran udang.

Selain itu, es adalah bahan yang aman untuk pengangkutan bahan pangan dan mudah ditemukan. Banyak tambak memiliki akses mudah ke es karena fasilitas penyimpanan dan produksi es sudah tersedia. Biaya produksi dan penggunaannya juga relatif rendah.

Sumber

Cooper, L. (2016). Safety tips for serving shrimp cocktail. Consumer Reports. https://www.consumerreports.org/food-safety/serve-a-safe-shrimp-cocktail-platter/ 

Lopez, G., & Wang, M-J. (2003). Super chilling slurry ice quickly cools, preserves seafood. Global Seafood Alliance. https://www.globalseafood.org/advocate/super-chilling-slurry-ice-quickly-cools-preserves-seafood/

Tim Perikanan WWF Indonesia. (2014). Better Management Practices (BMP) Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei), Tambak Semi Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jakarta; WWF Indonesia.