Ekspor Vaname Indonesia Senilai 258,5 Juta US Dolar, Turun 90 Juta dari Tahun 2018

Jala | Wildan Gayuh Zulfikar

21 June 2019

Data dari bea cukai Indonesia, pada awal tahun hingga pertengahan 2018 secara jumlah ekspor udang Indonesia mengalami pertumbuhan hingga 13% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017. Secara nilai ekspor hanya mengalami peningkatan sebesar 4%. Hingga akhir tahun 2018 diperkirakan Indonesia mampu menghasilkan jumlah ekspor 190.000 ton dari berbagai jenis udang.

Tahun (Januari-April) Jumlah Ekspor (ton) Nilai Ekspor (US dolar)
2018 36.200 337,5 juta
2019 33.500 258,5 juta

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi udang vaname untuk pasar ekspor pada tahun 2018 menghasilkan hampir 110.000 ton atau senilai hingga 930 juta US dolar. Jika membandingkan data ekspor periode Januari-April 2019, Indonesia memproduksi 33.500 ton atau senilai 258,5 juta US dolar sedangkan dengan periode yang sama pada 2018 mencatatkan 36.200 ton atau senilai 337,5 juta US dolar. Dari segi jumlah mengalami penurunan 'hanya' 700 ton (2%) tetapi penurunan dari nilai ekspor mengalami anjlok yang sangat signifikan yaitu hampir 90 juta US dolar (27%). Nampaknya harga udang pada awal tahun ini cukup terpukul di pasar lokal hingga pasar ekspor atau internasional.

Penyakit masih menjadi masalah utama yang menghambat jumlah produksi sehingga mengharuskan petambak melakukan panen dini dengan jumlah panen yang diluar harapan. Daerah yang mampu menerapkan biosekuriti baik adalah petambak di daerah Jawa Barat dan Lampung sehingga mampu mengurangi dampak menyebarnya penyakit. Cuaca yang sedang dalam musim hujan juga menjadi alasan turunnya produksi. Pola musim hujan dan curah hujan para periode Januari-April 2018 dan 2019 sebenarnya cenderung sama, khususnya wilayah Sumatra dan Jawa yang menjadi penghasil utama udang vaname. Januari hingga April adalah bulan dengan curah hujan yang tinggi.

Turunnya nilai ekspor disebabkan oleh turunnya harga. Turunnya harga di pasar diduga disebabkan rendahnya permintaan pasar, umumnya rendahnya permintaan dari pasar Eropa dan Amerika. Khususnya sesaat setelah perayaan natal dan tahun baru China. Tetapi jika dibandingkan pada periode yang sama nampaknya tahun 2019 ini adalah penurunan harga yang cukup parah. Awal tahun 2019 diambil dari beberapa wilayah di Indonesia (Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) harga tertinggi terjadi saat bulan Januari Rp 63.000,00 dan terendah pada April yaitu Rp 42.000,00 - Rp 44.000,00. Permintaan pasar nampaknya adalah salah satu faktor penentu dinamika harga udang, polanya yaitu tinggi pada awal tahun, menurun memasuki pertengahan tahun dan naik ketika mendekati akhir tahun.

Saat ini musim hujan telah lewat, diharapkan cuaca yang baik akan menghasilkan jumlah panen yang lebih baik. Mendekati bulan Ramadan dan lebaran banyak petambak yang melakukan tebar sebelum memasuki bulan Ramadan atau justru setelah libur lebaran. Mendekati bulan Ramadan yang lalu harga masih terpantau mengalami penurunan. Harapan baik mulai muncul ketika akhir Ramadan hingga pasca lebaran, perlahan harga udang vaname mulai naik dan diharapkan terus membaik seiring peningkatan permintaan dari pasar ekspor maupun pasar lokal.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan nilai ekspor tahun ini sekitar 9,5 miliar US dolar dari produk akuakultur termasuk didalamnya dari komoditas udang vaname. Pemerintah menaruh target ini diiringi dengan investasi pembangunan infrastruktur industri akuakultur dan sumber daya manusia (SDM) di beberapa daerah. Saat ini, yang bisa dilakukan pelaku budidaya udang vaname adalah berusaha melakukan budidaya yang baik dan aman dari terserang penyakit sehingga jumlah produksi dapat terus meningkat. Mengenai harga semua berharap bahwa permintaan pasar akan udang vaname bisa terus naik baik dari pasar lokal maupun pasar ekspor sehingga harga terus naik.

 

Referensi:

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Data Ekspor - Impor.

BMKG. 2019. Informasi Hujan Bulanan.

Shrimp Tails. 2019. Indonesia Sourcing Update. Stichting Seafood Trade Intelligence Portal (STIP): Shrimp Tails Edition 25 March 2019.