Tambak ekstensif adalah tambak dengan kepadatan tebar yang rendah, yaitu tidak lebih dari 5 ekor/m2. Padat tebar yang rendah ini membuat produktivitas tambak ekstensif lebih rendah dari tiga jenis tambak lainnya. Produktivitas rendah tersebut ditunjukkan dengan hasil panen yang berkisar pada angka 300-2.000 kg/hektar. Oleh karena itu, tambak ekstensif juga dikenal sebagai tambak tradisional.
Selain itu, tambak ekstensif masih bergantung pada kondisi alam, mulai dari suplai air, kondisi kualitas air, hingga sumber makanan udang yang bergantung apa yang ada di alam. Tambak ekstensif minim campur tangan petambak dalam manajemennya.
Saat ini, sistem ekstensif masih mendominasi tambak udang di Indonesia. Menurut Tb Haeru Rahayu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), luas tambak ekstensif adalah 247,8 ribu hektar atau sekitar 82 persen dari keseluruhan tambak di Indonesia. Angka ini jauh lebih besar dari jenis-jenis tambak yang lain.
Secara kuantitas, tambak ekstensif dinilai potensial. Hanya saja, diperlukan adanya langkah optimalisasi agar hasil budidayanya semakin tinggi dan mampu berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pasar.
Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan mencapai target yang telah ditetapkan, KKP telah merencanakan revitalisasi tambak. KKP menilai bahwa revitalisasi tambak udang tradisional di daerah potensial sangat diperlukan agar produktivitas semakin meningkat.
Langkah ini akan dimulai dengan kegiatan percontohan revitalisasi di sekitar 1.000 hektar lahan tambak udang. Tujuan dari upaya ini adalah meningkatnya nilai produksi dan volume ekspor udang sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Program revitalisasi tambak tradisional telah dilaksanakan salah satunya di Kabupaten Aceh Tamiang. Konteks revitalisasi juga dapat dipahami dengan upaya peningkatan kemampuan produksi. Sebagai contoh, penambahan manajemen budidaya mulai dari perlakuan kualitas air, pemberian pakan tambahan, dan lain sebagainya.
Peningkatan produktivitas tambak ekstensif dengan areanya yang sangat luas akan sangat berarti bagi performa produktivitas udang nasional. Proyeksi dari revitalisasi ini adalah tambak udang yang tidak hanya produktif tetapi juga berkelanjutan