Pemberian Kapur di Tambak Udang

Jala | Wildan Gayuh Zulfikar

9 September 2021

Ada banyak cara untuk meningkatkan produktivitas budidaya, ada banyak perlakuan atau treatment juga yang bisa digunakan. Pemberian kapur merupakan salah satu perlakuan yang umum dilakukan untuk mendukung produktivitas tambak. Kapur berperan langsung pada pertumbuhan udang dan manajemen kualitas air.

Jenis kapur yang umum digunakan dalam budidaya udang diantaranya kapur pertanian/kaptan (CaCO3), dolomit (CaMg(CO3)2), kapur api (CaO), dan kapur hidrat (Ca(OH)2).

Apa saja fungsi kapur di tambak udang?

Menaikkan pH

Derajat keasaman (pH) berperan pada stabilitas fisiologi dan metabolisme udang. Kisaran pH air yang direkomendasikan untuk budidaya udang adalah 7,8-8,5. Kapur memiliki fungsi utama meningkatkan pH air dan tanah. Kapur bekerja dengan mengikat ion hidrogen (H) sehingga mengurangi derajat keasaman air dan tanah. Kapur dapat diberikan langsung ke air, tanah, atau ditambahkan ke pakan.

Menaikkan alkalinitas

Pengapuran juga menjadi solusi alkalinitas tambak yang terlalu rendah. Alkalinitas air tambak udang sebaiknya tidak kurang dari 100 ppm. Alkalinitas berpengaruh pada stabilitas pH air dan kesuburan air.

Kenaikan alkalinitas mengontrol pH dan konsentrasi kalsium. Alkalinitas yang cukup dapat mempertahankan fluktuasi antara pH pagi dan sore pada kisaran 0,2-0,5. Fluktuasi pH sebaiknya tidak lebih dari 0,5. Perubahan terlalu besar atau mendadak menyebabkan udang shock dan berhenti makan.

Membantu proses molting

Memberikan perlakuan berupa kapur akan menyediakan sumber Ca (kalsium) yang dibutuhkan oleh udang pada proses molting (Baca juga: Bulan Purnama dan Molting Udang). Semakin sering udang mengalami molting, maka menunjukkan pertumbuhan udang semakin cepat. Salah satu hal yang dibutuhkan untuk mendukungnya yaitu dengan mencukupi mineral, terutama kalsium. Kalsium digunakan dalam pembentukan dan pengerasan kulit udang yang baru.

Kapur diaplikasikan dengan menebar langsung ke air atau menambahkannya ke pakan. Jika ditambahkan ke pakan, kapur akan memperkaya kandungan pakan sebagai sumber mineral untuk memperlancar proses molting udang. Pengaturan rasio Ca/P dalam pakan turut mendukung kalsium karapas (kulit) dan efisiensi pakan.

Mempercepat proses penguraian bahan organik

Fungsi ini terutama ditujukan bagi tanah tambak yang bersifat asam. Tanah yang asam menyebabkan gangguan pada siklus daur hara. Tanah pada tambak udang berpotensi menjadi semakin asam sebagai dampak penimbunan bahan organik dari sisa pakan dan hasil metabolisme udang (feses). Hal tersebut akan menurunkan produktivitas budidaya. Bagi lingkungan sekitarnya berdampak pada degradasi kualitas lingkungan. Penguraian bahan organik menjadi tidak sempurna. 

Pemberian kapur juga dapat menjadi solusi pada tambak yang memiliki air terlalu pekat. Ditandai dengan kecerahan air yang rendah. Hal tersebut menjadi indikasi blooming algae. Pemberian kapur dapat menaikkan penetrasi cahaya matahari, sehingga kecerahan air meningkat. Kapur akan mengikat fosfat dari air, terutama oleh kalsium. Dampaknya akan membatasi fotosintesis fitoplankton. Dampak berikutnya maka pada pH air naik dan karbon dioksida turun.

Kenali jenis-jenis kapur yang bisa digunakan

Kapur dolomit (CaMg(CO3)2)

Kapur dolomit merupakan kapur dengan kandungan kalsium dan magnesium tinggi. Kapur jenis ini menjadi salah satu sumber mineral bagi udang vaname. Kalsium dan magnesium berperan dalam mengaktifkan berbagai jenis enzim pencernaan pada udang dan membantu proses molting.

Kapur dolomit bisa diaplikasikan dengan menambahkannya ke dalam pakan dengan rasio tertentu. Dolomit berfungsi meningkatkan alkalinitas dan hardness. Dolomit digunakan saat alkalinitas rendah, peningkatan pH air tidak terlalu drastis.

Kapur api (CaO) dan kapur hidrat (Ca(OH)2)

Penggunaan CaO dan Ca(OH)2 tidak disarankan. Selain harganya lebih mahal, keduanya menyebabkan kenaikan pH yang drastis sehingga dapat menimbulkan efek negatif terhadap udang. Kapur hidrat dapat menaikkan pH dan mengikat CO2 secara efektif. Untuk menaikkan alkalinitas sekaligus menaikkan pH dapat digunakan kapur hidroksida Ca(OH)2, namun harus memperhatikan dosisnya.

Kapur pertanian (CaCO3)

Kapur pertanian atau umum juga disebut kaptan memiliki fungsi utama untuk menaikkan pH, hardness, dan alkalinitas. Mengandung kalsium yang dapat mengikat ion H di air sehingga efektif menaikkan pH. Pemberian kaptan dalam jumlah banyak juga akan menaikkan alkalinitas yang berperan pada stabilitas pH air.

Berapa dosis yang tepat pemberian kapur di tambak?

Pemberian kapur harus dengan beberapa pertimbangan dan tujuan

  1. Ketahui kondisi terkini tambak. Misalnya ukur terlabih dahulu kisaran pH pagi dan sore, frekuensi molting, atau konsentrasi alkalinitas terkini.
  2. Profil budidaya. Misalnya dengan mempertimbangkan luas dan kedalaman kolam (untuk mengetahui volume total air) dan juga kepadatan tebar udang.
  3. Jenis kapur yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan, hanya menaikkan alkalinitas atau untuk menambah ketersediaan kalsium.

Hal-hal tersebut akan menentukan dosis yang akan diberikan. Karena pemberian dosis yang tepat diperlukan agar efek yang ditimbulkan juga sesuai dengan tujuannya. Kapur akan lebih cepat bereaksi dengan menebar langsung ke air. Kapur secara perlahan akan larut, mengakibatkan alkalinitas dan hardness akan menurun. Maka pemberian kapur secara rutin juga dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi.

 

Referensi dan bahan bacaan lanjutan:
Banrie. 2013. Liming Ponds for Aquaculture. The Fish Site.
Boyd, C. E. 2017. Lime Plays Crucial Role in Aquaculture Pond Management. Global Aquaculture Alliance.
Supito dan Arief Taslihan. 2006. Kunci Sukses Budidaya Udang. Trobos Aqua.
Supono. 2017. Teknologi Produksi Udang. Yogyakarta: Plantaxia.