Kabar Udang kali ini akan membahas tentang manajemen pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan harus mempertimbangkan target pertumbuhan udang serta kemampuan ekosistem tambak mendaur ulang nutrisi (amonia, nitrit, nitrat, dan fosfat) agar tidak merusak kualitas air. Input pakan juga harus menyesuaikan kemampuan udang untuk makan dan kemampuan sistem kolam untuk melakukan sirkulasi produk sampingan dari pakan maupun hasil metabolisme udang.
Efisiensi pemberian pakan akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dan juga biaya produksi yang lebih rendah. Pemberian pakan harus memperhatikan aspek waktu pemberian pakan dan frekuensi. Frekuensi yang dimaksud adalah seberapa sering pakan diberikan beserta jarak antar pemberian pakan. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan dalam satu hari dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau menyesuaikan program pakan yang dipakai. Jarak antar pemberian pakan penting untuk memberikan kesempatan udang untuk mencerna makanannya. Makanan memerlukan waktu 48-90 menit untuk dicerna udang dan memerlukan kurang lebih 4-6 jam untuk keluar melewati saluran pencernaan sebagai feses.
Pemberian pakan dijaga agar tidak menumpuk pada suatu waktu tetapi merata sepanjang hari. Pakan yang tidak termakan akan berkontribusi pada penurunan kualitas air. Pemberian pakan yang tepat (jumlah, ukuran, frekuensi, dan kualitas) akan berdampak pertumbuhan udang baik, dasar tambak bersih, dan kualitas air baik.
Pemberian pakan harus menyesuaikan kebutuhan dan tahapan perkembangan udang. Strategi pemberian pakan mempertimbangkan banyak hal, diantaranya:
Kemudian diperlukan kontrol pakan melalui ancho yang dijadikan sebagai cara 'komunikasi' harian antara teknisi dengan udang dalam hal jumlah pakan, nafsu makan, ukuran udang, jumlah udang, dan kesehatan udang. Ketika strategi pemberian pakan udang tepat maka udang akan tumbuh dengan baik dan ditambah dengan kualitas air terjaga.