Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya udang adalah kolam tempat udang tumbuh. Kolam yang layak dan berkualitas akan mendukung proses budidaya sehingga budidaya berjalan dengan lebih lancar. Kombinasi antara kepadatan tebar, sistem, dan jenis kolam yang ideal akan memberikan hasil yang maksimal bagi budidaya udang.
Saat ini terdapat dua jenis kolam yang banyak digunakan oleh petambak, yaitu kolam kotak dan kolam bundar. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing sesuai dengan teknis budidaya yang diterapkan. Bagaimana perbandingannya?
Kolam kotak cocok digunakan di lingkungan dengan lahan tanah karena tanah mampu membuat dinding kolam lebih kuat. Selain itu, kolam jenis ini juga cocok digunakan di di lingkungan dengan saluran pembuangan yang lebih rendah dari kolam. Ini akan memudahkan pembuangan limbah hasil budidaya.
Kolam kotak unggul di variasi sistem padat tebar karena dapat digunakan untuk semua sistem, mulai dari ekstensif (tradisional) hingga super intensif. Dari segi teknis, arus air di kolam kotak juga tidak deras sehingga pakan tidak cepat tersentralisasi ke tengah kolam.
Tidak hanya itu, lahan tambak dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal karena kolam kotak dapat dibangun berdempetan. Pengaturan ini akan membuat produktivitas budidaya menjadi lebih tinggi. Ukuran kolam kotak yang luas juga akan berdampak baik pada produktivitas budidaya karena volume air dan udang yang ditampung lebih banyak.
Pembuatan kolam kotak membutuhkan bahan dan biaya yang tidak sedikit. Kolam kotak juga tidak tahan abrasi sehingga pengamanan yang kuat sangat diperlukan. Selain itu, keberadaan sudut mati di kolam kotak membuat lumpur tidak tersentralisasi dengan baik.
Kolam bundar cocok digunakan di lahan pasir karena konstruksi kolam bundar tahan terhadap abrasi. Selain lahan pasir, kolam jenis ini juga cocok dibuat di lahan yang sulit kering karena posisinya yang berada di atas lahan akan memudahkan pengeringan kolam. Dari segi sistem padat tebar, kolam bundar cocok digunakan untuk sistem intensif hingga super intensif.
Kolam bundar unggul dalam sentralisasi pakan dan perlakuan. Bentuk kolam yang tidak memiliki sudut mati akan membuat pakan dan bahan organik cepat tersentralisasi dan merata. Petambak juga tidak perlu berjalan mengelilingi kolam untuk menebar pakan atau perlakuan.
Selain itu, bahan material yang dibutuhkan untuk membangun kolam bundar tidak banyak. Biaya pembuatannya pun menjadi lebih murah karena tidak membutuhkan biaya penggalian lahan.
Kekurangan kolam bundar terletak pada pemanfaatan lahan tambak. Lahan produksi di tambak cenderung tidak maksimal karena sudut-sudut tambak tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Kolam bundar tidak dapat disusun berdempetan satu sama lain. Ketiadaan sudut di kolam juga menyebabkan arus kincir lebih cepat mendorong kotoran ke tengah kolam.
Perbandingan kedua jenis kolam tersebut dapat menjadi pertimbangan petambak yang akan mulai budidaya udang. Namun, pada dasarnya, faktor teknis dan manajemen akan semakin mendukung kelancaran budidaya di masing-masing jenis kolam. Baik kolam kotak dan kolam bundar dapat berjalan produktif dan maksimal jika dibarengi teknis dan manajemen yang tepat.