Sebagai sebuah ekosistem, berbagai siklus unsur hara terjadi di tambak udang. Hasil dari siklus unsur hara dapat berbahaya bagi udang, di antaranya dari aktivitas siklus nitrogen dan proses dekomposisi bakteri. Selain itu, keberadaan organisme lain, salah satunya plankton, juga dapat menghasilkan racun.
Penting bagi kita untuk melakukan pemantauan keberadaan zat atau senyawa yang mungkin beracun. Pemantauan dapat menjadi antisipasi agar konsentrasi senyawa beracun tidak mengganggu pertumbuhan dan kesehatan udang.
Setidaknya ada tiga senyawa beracun yang sering ada di tambak udang, yaitu amonia, hidrogen sulfida, dan racun plankton. Ketiganya patut diwaspadai dan konsentrasinya perlu dikontrol. Pembahasan selengkapnya ada di bawah ini:
Amonia merupakan hasil samping metabolisme yang dikeluarkan oleh ikan melalui insang dan hasil dekomposisi sisa pakan, feses, dan plankton yang mati. Amonia bebas bersifat racun jika jumlahnya melebihi ambang batas. Batas maksimal amonia adalah <0,01 ppm untuk tambak tradisional, ≤ 0,1 ppm untuk tambak intensif, dan ≤ 0,05 ppm untuk tambak super intensif.
Akumulasi amonia dapat menurunkan kualitas air dan laju pertumbuhan serta menaikkan konsumsi oksigen dan ekskresi ion amonia. Lebih lanjut, daya racun amonia tergantung pada beberapa parameter, antara lain:
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengontrol keberadaan amonia antara lain:
Hidrogen sulfida (H2S) adalah hasil dari aktivitas bakteri dari materi organik di kondisi anaerob, biasanya di dasar kolam. H2S muncul di dasar kolam yang kekurangan oksigen (anaerobik). Banyak terjadi di dasar kolam air payau daripada air tawar karena kelimpahan ion sulfat. Batas maksimal untuk konsentrasi hidrogen sulfida di tambak udang adalah ≤ 0,01 ppm.
Pengecekan kadar hidrogen sulfida dilakukan dengan cara menguji adanya koloni bakteri pencerna sulfat yang biasanya berwarna hitam. Penyebab adanya hidrogen sulfida adalah:
DO yang terlalu rendah akan membantu produksi H2S. Kombinasi pH, oksigen, dan suhu rendah membuat hidrogen sulfida menjadi lebih berbahaya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir H2S di tambak antara lain:
Toksin dari plankton, terutama dari cyanobacteria atau yang sering dikenal dengan blue-green algae (BGA) dapat menyebabkan kematian pada zooplankton herbivor. Mayoritas racun plankton juga dapat beracun bagi udang terutama pada pencernaannya. Beberapa jenis toksin yang dihasilkan plankton antara lain:
Racun dari plankton muncul saat terjadi blooming plankton atau saat kematian massal plankton. Di saat yang sama, blooming plankton menyebabkan rendahnya transparansi air, tidak tersedianya DO di lapisan bawah kolam, dan akumulasi senyawa toksik seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida.
Blooming terjadi saat nutrien melimpah yang berasal dari pemberian pakan yang terus-menerus, suhu yang naik, dan intensitas cahaya matahari yang tinggi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan jika terjadi blooming plankton terutama dari jenis alga antara lain: