Kelompok Petambak dan Upaya Saling Menjaga Antar Tambak

Jala | Kalyca Krisandini

20 June 2023

Kesamaan mata pencaharian dan pengalaman dapat menyatukan sekelompok orang, tak terkecuali petambak udang. Petambak dapat membentuk kelompok untuk saling berbagi pengalaman dalam berbudidaya. Hal ini sebenarnya penting untuk dilakukan mengingat petambak menjalani pengalaman budidaya yang tak jauh beda satu sama lain, termasuk dalam mencegah dan menghadapi penyakit.

Pembentukan kelompok pembudidaya/petambak

Sebenarnya tidak ada syarat khusus untuk membentuk suatu kelompok pembudidaya/petambak, cukup atas dasar kepentingan yang sama. Namun, apabila kelompok yang dibentuk berpotensi menjadi kelompok skala besar, bisa jadi karena luas kawasan yang dicakup, ada beberapa hal yang menjadi persyaratan.

Di beberapa daerah, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk membentuk sebuah kelompok budidaya. Contohnya seperti yang diterapkan oleh Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) di Kulon Progo, DIY. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum membentuk Pokdakan di Kulon Progo meliputi pemenuhan jumlah minimal anggota (10-25 orang), memiliki kepentingan yang sama, memiliki aturan yang disepakati bersama, menerapkan sistem administrasi yang rapi, dan sebagainya.

Setelah semua syarat terpenuhi, Pokdakan dapat memulai proses selanjutnya, seperti mengadakan rapat dan pengukuhan kelompok. Kemudian program-program kelompok dapat mulai dijalankan, misalnya diskusi rutin seputar budidaya dan penerapan biosecurity bersama.

Fungsi kelompok pembudidaya/petambak dalam penerapan biosecurity

Biosecurity merupakan upaya pencegahan organisme penyebab penyakit ke lingkungan tambak. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penurunan produktivitas budidaya akibat serangan penyakit atau hama. Biosecurity diterapkan pada seluruh tahap budidaya, mulai dari persiapan hingga panen. 

Baca juga: Hal-Hal Penting Penerapan Biosecurity

Penerapan biosecurity membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Tak jarang beberapa petambak terhalang masalah biaya ketika akan menerapkan biosecurity di tambaknya. Kendala tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kelompok petambak. Apabila kelompok petambak terbentuk di suatu kawasan, para anggotanya dapat mengusahakan penerapan biosecurity bersama.

Dalam dinamika kelompok petambak, para petambak dapat saling mendukung dan berbagi demi menjaga keberlangsungan budidaya. Sebagai contoh, ketika ada wabah penyakit yang menyerang tambak, petambak dapat berbagi kabar ke petambak-petambak lain yang ada di kawasan sekitar. Hal ini dilakukan agar petambak di kawasan tersebut bisa mengambil langkah antisipasi dan penyakit tidak semakin menyebar.

Selain itu, anggota kelompok petambak juga dapat saling berbagi infrastruktur pendukung tambak. Petambak dapat memasang satu alat yang manfaatnya dapat dirasakan oleh semua orang.

Tindakan saling menjaga antar tambak dan anggota kelompok petambak menjadi salah satu upaya biosecurity. Manfaat yang diperoleh dari penerapan biosecurity, seperti kerugian yang ditekan dan kualitas udang yang lebih baik, pada akhirnya dapat dirasakan oleh banyak petambak.