Kegagalan panen tentu menjadi hal yang sangat dihindari petambak udang. Kerugian materi yang harus ditanggung akibat kegagalan panen tidak sedikit, belum lagi kerugian waktu dan tenaga selama siklus berjalan. Hal ini menjadi permasalahan dan ketakutan besar saat berbudidaya.
Kegagalan panen dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sayangnya, masih banyak petambak yang mengambinghitamkan benur setiap mengalami kegagalan. Mereka berasumsi bahwa kegagalan panen disebabkan oleh kualitas benur yang menurun. Padahal, kegagalan panen belum tentu sepenuhnya akibat kualitas benur.
Jika petambak memiliki langganan hatchery untuk memesan benur dan kualitas benur di hatchery tersebut konsisten tetapi kegagalan tetap terjadi, petambak harus melihat kemungkinan lain yang menyebabkan kegagalan. Contoh kemungkinan penyebab kegagalan selain benur adalah cuaca buruk seperti yang terjadi di Kabupaten Konawe Selatan dan Bombana, Sulawesi Tenggara. Selain itu, faktor kualitas air sumber juga dapat menjadi kemungkinan penyebab kegagalan panen.
Untuk meminimalisir risiko kegagalan akibat air sumber, sebaiknya lakukan pengecekan sebelum mengalirkan air ke kolam. Cek dari mana asal air untuk budidaya karena kita tidak tahu apa saja yang terkandung dalam air secara pasti.
Apabila air didapatkan dari laut, ada kemungkinan sterilisasi belum dilakukan. Apabila dari sumur, kemungkinan air tercemar juga masih ada. Padahal, air dalam kegiatan budidaya sangat penting karena udang hidup dan tumbuh di air. Jika air yang digunakan memiliki kualitas buruk atau kurang ideal, udang tidak dapat tumbuh sehat dan rentan terkena penyakit.
Hal tersebut akan diperparah jika ada wabah penyakit udang di area sekitar tambak. Penularan penyakit sangat mungkin terjadi. Tentunya petambak harus melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari masalah tersebut.
Permasalahan air akan semakin parah jika tidak ada tandon di tambak. Tandon berfungsi untuk memperbaiki kualitas air sehingga masalah terkait aspek tersebut dapat diminimalisir. Tandon juga berfungsi untuk menyediakan air di awal masa budidaya serta mengganti atau menambah air saat budidaya berlangsung.
Baca juga: Memahami Pentingnya Tandon
Kualitas benur yang menurun bukan satu-satunya penyebab kegagalan panen sebab budidaya tidak didasari oleh satu faktor saja. Lakukan tindakan pencegahan seperti menjaga kualitas air, menerapkan biosecurity, dan manajemen pakan yang baik agar budidaya berjalan sesuai keinginan.