Faktor yang Memengaruhi Perubahan Nilai Salinitas di Tambak Udang

Jala | Akbar Wirasatya

4 August 2022

Lebih jauh memahami salinitas di tambak udang

Dalam berbudidaya udang, salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pemantauan kualitas air. Ibarat manusia, jika udara yang dihirup kurang baik, manusia akan mudah terkena penyakit. Demikian halnya dengan kehidupan udang di kolam tempatnya tumbuh. Ada beberapa parameter yang perlu dijaga agar kualitas air tambak udang tetap bagus, salah satunya adalah salinitas.

Apa itu salinitas?

Salinitas adalah tingkat kadar garam yang terlarut dalam air. Kadar salinitas yang baik sangat dibutuhkan di kolam untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan udang. Menurut Suriawan dan Soermadjati (2007), udang vaname dapat tumbuh baik atau optimal pada salinitas 15-25 ppt, bahkan masih layak untuk tumbuh pada salinitas 5 ppt. Kadar salinitas yang melebihi batas ambang cepat atau lambat dapat mengakibatkan udang stress hingga mengalami kematian.

Perubahan nilai salinitas di tambak udang perlu menjadi perhatian bahkan sejak udang masih kecil (benur). Hal ini dikarenakan benur masih sangat rentan pada perubahan di kolam tempatnya tumbuh.

Faktor yang memengaruhi nilai salinitas tambak udang

Salah satu faktor yang memengaruhi nilai salinitas di tambak udang adalah penguapan. Meskipun membuat volume air di kolam berkurang, penguapan tidak membuat kadar garam ikut menguap. Oleh karena itu, penguapan yang tinggi menyebabkan kadar salinitas juga tinggi.

Faktor terbesar yang memengaruhi tinggi rendahnya penguapan adalah suhu di dalam air. Seperti halnya merebus air di atas api, semakin besar dan panas api yang diberikan (suhu meningkat), semakin cepat air mendidih hingga menyebabkan penguapan (kecepatan penguapan ikut meningkat). Selain suhu, luasan kolam juga memengaruhi tinggi rendahnya kecepatan penguapan yang terjadi.

Cara menangani nilai salinitas yang tinggi

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menangani nilai kadar garam yang tinggi, salah satunya dengan menambah volume air sesuai dengan air yang hilang akibat penguapan. Sebagai contoh, jika dalam satu hari air di dalam kolam menyusut setinggi 5 cm, petambak dapat menambahkan air tawar sesuai dengan volume air yang telah menyusut. Tindakan ini dilakukan untuk menstabilkan nilai kadar salinitas air dalam kolam.

Referensi

Soemardjati, W dan Suriawan, A. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Udang Vannamei Litopenaeus vannamei di Tambak. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Air Payau Situbondo. Halaman 12-16.

Tentang Penulis 

Penulis artikel ini adalah Akbar Wirasatya. Akbar berasal dari Probolinggo, Jawa Timur dan merupakan lulusan Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat. Saat ini Akbar bekerja sebagai Field Assistant di JALA.