Cara Mengatasi Penyakit Udang Vaname: White Feces Disease (WFD) atau Berak Putih

Jala | Tito Adam Lukmantoro

31 March 2022

Mengenal, mencegah, dan mengatasi salah satu penyakit yang kerap menyerang udang di tambak

Ada beberapa cara mengatasi penyakit udang vaname, khususnya penyakit White Feces Disease (WFD) atau berak putih. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio sp., dan menjadi kendala berat bagi petambak udang. Apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat, petambak dapat mengalami kerugian besar akibat penurunan hasil produksi. Oleh karena itu, petambak perlu memahami identifikasi penyakit ini serta melakukan usaha pencegahan dan penanganan yang tepat.

Penyebab dan Gejala Penyakit WFD

Perlakuan budidaya yang kurang baik, benih yang tidak sehat, serta kualitas air yang buruk menyebabkan timbulnya mikroorganisme penyakit seperti bakteri Vibrio sp. Bakteri ini merupakan penyebab awal munculnya penyakit WFD. Tanda-tanda munculnya penyakit WFD dapat diketahui juga pada kondisi lingkungan budidaya. Ciri-cirinya, warna air kolam berubah menjadi kegelapan dengan dominasi plankton BGA. Kandungan bahan organik pada air kolam juga menjadi tinggi, lebih dari 250 ppm. Selain itu, air tambak juga didominasi oleh bakteri Vibrio sp. dengan jumlah 12% dari total bakteri. Namun, angka ini cenderung relatif, tergantung pada buffer penyangga kualitas air yang ada.

Gejala klinis pada udang yang terkena penyakit WFD adalah munculnya kotoran udang berwarna putih yang mengambang di permukaan air kolam. Gejala ini diikuti dengan penurunan nafsu makan udang serta perubahan warna saluran pencernaan menjadi warna putih. 

Cara Mencegah Penyakit Udang: WFD

Setelah memahami penyebab, gejala, dan dampak penyakit WFD, pencegahan perlu dilakukan. Ada 8 cara mencegah penyakit WFD yang bisa diterapkan:

  1. Menggunakan benur berkualitas yang memiliki SPF (Specific Pathogen Free).
  2. Menerapkan biosekuriti pada tambak untuk meminimalisir terjadinya penularan atau penyebaran penyakit di dalam tambak.
  3. Menjaga kestabilan warna air dengan cara mengatur kestabilan plankton yang ada di kolam. Kestabilan plankton pada kolam dapat dilakukan dengan cara menebar sumber karbon alami (molase) dan kapur. 
  4. Rutin melakukan siphon untuk mengurangi kandungan bahan organik di dasar kolam. 
  5. Menerapkan pergantian air kolam secara rutin. Kuras air kolam sebanyak 5% kemudian isi air dari petak tandon yang terbebas dari patogen virus dan bakteri. 
  6. Menebar probiotik yang mengandung bakteri Lactobacillus sp. pada kolam untuk menekan jumlah bakteri Vibrio sp. yang ada di dalam kolam.
  7. Melakukan manajemen pakan yang tepat dan tidak berlebihan. Jika berlebihan, kondisi lingkungan budidaya menjadi tidak stabil.
  8. Rutin melakukan cek kualitas air tambak.

Cara Mengatasi Penyakit Udang: WFD

Apabila udang vaname terserang penyakit WFD, petambak dapat menggunakan herbal kategori phytogenic, seperti bawang putih atau lengkuas, sebagai antibiotik alami. Udang perlu dipuasakan terlebih dahulu agar lapar dan nafsu makannya meningkat. Selanjutnya, campur pakan dengan tepung atau bubuk bawang putih. Aplikasi bawang putih dapat dihentikan saat nafsu makan udang sudah kembali normal. Kemudian, naikkan dosis probiotik untuk menekan jumlah bakteri Vibrio sp. yang ada di kolam.

Selain itu, ada beberapa hal yang tak kalah penting dalam proses budidaya udang, antara lain:

  1. Membuat SOP budidaya.
  2. Menerapkan biosekuriti.
  3. Rutin melakukan desinfeksi peralatan budidaya setelah digunakan.
  4. Meminimalisir akses keluar masuk bagi yang tidak berkepentingan.
  5. Menentukan jadwal rutin untuk melakukan deteksi penyakit pada udang. 
  6. Mengecek kualitas air baik dari parameter biologi, fisika, dan kimia air.
  7. Menggunakan benur dan pakan yang berkualitas.
  8. Bergabung dengan komunitas pembudidaya.
  9. Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi seputar budidaya udang.
  10. Selalu optimis di setiap siklus budidaya.

Referensi

Marbun, J., Harpeni, E., dan Wardyanto, W. 2019. Penanganan penyakit white feces pada udang vaname Litopenaeus vannamei menggunakan aplikasi pakan yang dicampur ekstrak lengkuas merah Alpinia purpurata k. schum. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan. p-ISSN: 2089-7790, e-ISSN: 2502-6194

Nur’aini, Y.L., Fatmawati., Hanggono, B., dan Faries, A. 2019. PENANGGULANGAN PENYAKIT BERAK PUTIH PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei). Jurnal Perekayasaan Budidaya Air Payau dan Laut Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo.

Tentang Penulis

Penulis berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Anak pertama dari 3 bersaudara. Sarjana Akuakultur Universitas Airlangga. Saat ini bekerja di Jala Tech sebagai Technical Sales.